Rabu, 19 Oktober 2011

Pentingnya Manajemen Risiko


Risiko selalu ada dalam setiap investasi, sekecil apapun bobot risiko itu. Investasi di deposito seringkali disebut sebagai bentuk investasi yang bebas risiko. Faktanya, semua tahu ada bank yang tampak seperti sehat ternyata memiliki masalah. Ada bank yang bangkrut dan pailit sehingga dana nasabah terkatung-katung. Masih ingat ketika Bank Summa dilikuidasi? Juga ketika banyak bank ’’dibredel’’ pemerintah saat terjadi krisis moneter. 
Meskipun kini ada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menjamin keamanan dana nasabah perbankan, tapi itu tidak lantas menghapus seratus persen risiko yang ada di perbankan karena dana yang dijamin juga memiliki batasan tertentu. Pendek kata, selalu ada risiko di mana pun Anda melakukan investasi. Persoalannya, bagaimana menyikapi adanya risiko itu? Bagaimana mengantisipasi agar risiko tidak terjadi atau bisa terhindar dari risiko yang ada? Apakah investor harus berdiam diri saja, tidak melakukan apa-apa jika sewaktu-waktu risiko datang? 
Disinilah pentingnya arti sebuah manajemen risiko. Ketika terjadi krisis keuangan global pada semester dua 2008 lalu, ada perusahaan atau fund manager yang mampu bertahan tapi ada juga yang tidak berdaya. Dampak dari munculnya sebuah risiko bisa berbeda terhadap perusahaan satu dengan perusahaan lain, atau investor satu dengan investor lainnya. Bagi perusahaan yang menerapkan manajemen risiko dengan baik, dipastikan selamat dan terus eksis hingga kini. Sebaliknya, perusahaan yang tidak menerapkan manajemen risiko dengan baik maka ia menghadapi masalah besar. 
Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko ? Definisinya cukup beragam. Namun, intinya adalah bagaimana mengenal dan mengelola   risiko sehingga risiko apapun yang ada tidak akan mempengaruhi kondisi dan pertumbuhan perusahaan. Bahasa sederhananya : sediakan payung sebelum hujan. 
Gambarannya begini : Jika Anda naik motor maka jangan lupa memakai helm karena helm akan melindungi kepala Anda dari efek yang ditimbulkan akibat benturan karena motor terjatuh atau tabrakan.
Sebuah kamus menejemen menyebutkan manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Ia rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya danmitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum). Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. 
Untuk kebutuhan investasi, manajemen risiko sangat penting untuk diterapkan. Tanpa adanya manajemen risiko yang baik, investor bisa salah arah dalam membuat kebijakan investasinya. Contoh sederhananya begini. Dalam manajemen investasi selalu disarankan untuk mengurangi risiko melalui diversifikasi investasi. Misalnya, tidak hanya investasi di saham, tapi juga di obligasi atau reksadana. Nah, jika investor tidak menerapkan manajemen risiko dengan baik maka bisa jadi ia hanya terfokus pada satu jenis instrument investasi, tidak ada diversifikasi.  Sikap seperti ini sangat berisiko bagi investor. (Tim BEI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar